Senin, 29 Juni 2009

bunga sakura

BUNGA SAKURA

Sakura merupakan bunga yang sangat dicintai dan dibanggakan oleh masyarakat Jepun. Ia menjadi simbol nasional bangsa ini. Para pejabat Pemerintah dan diplomat Jepun, misalnya, sering menggunakan lambang sakura sebagai "lapel pin" pada baju mereka. Bunga sakura juga menjadi moto yang muncul dalam berbagai kerajinan khas Jepun, misalnya pada kimono, yukata, kipas, cangkir, dan lain-lain.

Bunga sakura berwarna merah muda, sangat muda sehingga ia tampak agak putih dari kejauhan. Bunga ini mempunyai lima kelopak dan sangat kecil, sehingga susah untuk menikmati keindahannya secara individual. Keindahan sakura terletak pada jumlahnya bunga yang sangat banyak memenuhi batang pohon, dan mekar bersama.

Seperti bunga tulip, mekarnya sakura juga menandakan awal musim baru di Jepun. Di Tokyo terdapat beberapa tempat untuk melihat sakura pada awal musim baru. Antara yang paling popular adalah di sekeliling Istana Raja, Imperial Park, yang dikelilingi dengan danau buatan yang indah iaitu "Hanzo-bori".

Cabang-cabang pohon sakura yang sarat dengan bunga menjuntai dan menjulur ke atas air di tepi danau, menimbulkan bayang-bayang yang indah. Dari jendela kamar di Palace Hotel, pemandangan Imperial Park yang sangat indah pada musim sakura dapat dilihat. Di bawah-bawah pohon sakura biasanya muncul bunga-bunga kecil berwarna kuning yang menambah kecantikan suasana.

Tempat lain untuk melihat sakura adalah di "Taman Ueno", tidak jauh dari stadium kereta "Ueno". Di Imperial Park pengunjung tidak boleh membentang tikar untuk berkelah dan makan, di "Ueno" hampir semua pengunjung datang untuk berkelah. Selain itu terdapat juga banyak kedai 7-Eleven atau kedai-kedai kecil di sekitar "Ueno" untuk membeli "o-bento" (makanan dalam kotak) untuk dibawa makan di "Ueno".

Hampir semua orang Jepun tidak melepaskan kesempatan setahun sekali berkelah di bawah naungan sakura. Orang Jepun menyebut kegiatan ini sebagai "hana-mi" (menonton bunga). Sekalipun bunga sakura sudah mulai mekar pada akhir Mei, biasanya pada minggu kedua April diadakan festival sakura yang bererti tumpah-ruahnya masyarakat ke tempat-tempat bunga sakura.

Ada pula tradisi di kalangan para petani Jepun, yaitu melakukan upacara minum "sake" (arak nasi) di bawah naungan kanopi bunga sakura. Upacara ini diharap akan menghasilkan hasil tuaian yang baik pada tahun seterusnya. Orang Jepun juga percaya bahawa pohon sakura adalah pagar antara Tuhan dan manusia. Karana itu, melakukan "hana-mi" merupakan ritual keagamaan. Yang jelas, ketika menyaksikan keindahan sakura, orang tidak mungkin mengabaikan keagungan Tuhan.

Pada tahun 1912, kerajaan Tokyo menghadiahkan 3.000 pohon sakura kepada kerajaan Washington DC untuk ditanam di ibu kota Amerika Syarikat sebagai lambang persahabatan Amerika-Jepun. Orang Amerika menamakan sakura sebagai "cherry blossom". Pohon sakura ini kemudian ditanam di sepanjang sisi utara Sungai Potomac, khususnya di Taman Potomac, Barat.

Pada awal musim baru di Washington DC selalu diadakan perayaan Japanese Cherry Blossom. Tahun ini peringatan ke-40 (sejak diadakan perayaan yang pertama pada 1961) akan diadakan pada 31 Mei 2001. Selama sehari penuh diadakan "parade", "bazaar", dan berbagai acara kebudayaan lain. "Bazaar" disebut 'Sakura Matsuri' diadakan di 12th Street, antara Constitution Avenue dan Pennsylvania Avenue.

Setelah menonton parade pada pagi hari, sekitar 50 ribu pengunjung akan membanjiri "bazaar" yang kebiasaanya merupakan waktu membeli makanan dan di samping juga merupakan tempat diadakan berbagai atraksi seni-budaya. Selama musim bunga sakura, pengungjung yang datang di antara sekitar 700 ribu di Washington DC khusus untuk menikmati keindahan bunga-bunga sakura.

Pada 1968, Jepun menghadiahkan lagi 3800 batang pohon sakura kepada kota Washington DC. Lucunya, ketika beberapa taman sakura di Jepun terkena bencana banjir, para botanik Jepun telah datang ke Washington DC untuk mengambil pohon sakura jenis Yoshino yang memang khas itu. Sekarang, sakura tidak hanya tumbuh di Washington DC, tetapi telah tersebar ke berbagai negara selain Amerika Syarikat. Di Central Park, New York, juga banyak terdapat pohon sakura.

Musim bunga sakura bermekaran atau cherry blossom di Jepang adalah fenomena alam yang sangat indah. Warga Jepang menyambut peristiwa itu dengan penuh keceriaan dan menafsirkan bahwa musim semi telah tiba.

Di Jepang, musim semi identik dengan musim bunga. Antara Maret hingga April bunga-bunga bermekaran mencapai 'puncaknya'. Bukan hanya bunga sakura, beraneka bunga lain juga bermekaran berwarna-warni. Momen itu biasa disusul dengan dibukanya beragam festival bunga di berbagai tempat.

Bagi warga Jepang, musim semi merupakan awal dari kehidupan sosial, kehidupan baru yang indah penuh harapan. Itulah sebabnya, tahun fiskal bagi para pengusaha dan tahun pelajaran di sekolah dimulai pada awal April.

Meski tidak resmi menjadi bunga negara, dalam budaya Jepang, bunga sakura bernilai sakral. Sudah menjadi tradisi sejak zaman Heian, sekitar tahun 794, para petinggi atau aristokrat mengadakan pesta menyambut mekarnya bunga sakura.

Tradisi itu menjadi acara ritual keagamaan di Jepang. Biasa diadakan upacara doa sebelum musim tanam, dengan harapan para petani mendapat sukses besar pada musim panen raya nanti.

Pesta Taman

Sudah menjadi sebuah kultur, seluruh penduduk Jepang menantikan tibanya bunga sakura bermekaran. Mereka antusias memandangi bunga sakura. Menikmati dengan memandangi sakura, disebut hanami.

Suatu menjadi kebiasaan pula, warga Jepang mengadakan pesta taman di bawah pohon bunga sakura, berkumpul reriungan dengan rekan-rekan kerja atau sanak keluarga, makan minum bersama sambil menyanyi. Pesta taman yang meriah itu dinamakan enkai.

Ironisnya, momentum bunga sakura bermekaran yang sangat ditunggu-tunggu itu berlangsung tidak lama. Kurun waktunya singkat saja, sekitar satu minggu sampai sepuluh hari. Setelah itu, petal atau daun bunga yang tipis, yang sangat rentan terkena angin musim semi, akan mulai berguguran.

Pohon bunga sakura itu biasa ditanam berkelompok dalam jumlah besar. Di musim semi, taman-taman itu terlihat indah sekali, bagaikan diselimuti bunga sakura berwarna putih, merah muda (pink), atau kuning muda.

Selalu Diumumkan

Saat mulainya bunga sakura bermekaran sangat sukar diprediksi dengan tepat. Semua tergantung iklim setempat dan dipengaruhi pula oleh faktor alam seperti hujan, angin, dan cuaca.

Secara umum bunga sakura bermekaran dimulai dari daerah selatan yang berudara lebih hangat. Di kawasan Okinawa, bunga sakura mulai bermekaran di bulan Januari.

Iklim panas itu merambat ke daerah utara. Di kawasan Hokkaido, di daerah paling utara, bunga sakura baru mekar pada bulan Mei. Di kawasan Tokyo dan sekitarnya pada akhir Maret dan awal April. Di daerah pegunungan yang berudara lebih dingin, bunga sakura akan mekar belakangan.

Untuk memenuhi hasrat warganya, setiap hari Badan Meteorologi Jepang melalui media elektronik maupun cetak, mengumumkan secara luas berita perkembangan iklim dan prakiraan tibanya musim bunga sakura untuk setiap daerah. Dengan begitu, penduduk dapat merencanakan dengan tepat waktu dan lokasi untuk hanami dan pesta enkai.

Karena Tokyo merupakan kota kosmopolitan yang sarat dengan gedung tinggi, untuk melihat bunga sakura perlu mencari lokasi terbaik. Lokasi terbaik bisa berarti taman sebagai ruang publik.

Perlu diketahui, tidak semua taman di Tokyo terbuka gratis untuk umum. Lokasi terbaik di Tokyo, antara lain di Ueno Park, Yoyoki Park, Chidorigafuchi, Sumida Park, Inokashira, dan Taman Pemakaman Aoyama yang terbuka gratis, sedangkan di Shinjuku Gyoen dan Kebun Raya Koishikawa, kita perlu membayar karcis masuk 200-330 yen atau sekitar 16-26 ribu rupiah.

Berkelompok

Bunga sakura biasa ditanam berkelompok. Saat berbunga, semua pohon bunga sakura di suatu lokasi akan bermekaran secara bersamaan. Karena pohonnya tidak berdaun, yang terlihat hamparan bunga seluruhnya, lebih-lebih bila bunganya gompiok. Sungguh indah!

Bunga sakura ada lebih dari seratus varietas, mayoritas adalah varietas Somei Yoshino dan Yamazakura. Umumnya jumlah petalnya 5 helai, ada juga yang 20 helai. Yang lebih tebal, biasanya memiliki sekitar 100 helai petal. Bunga sakura dengan lebih dari 5 helai petal disebut yaezakura.

Terbanyak adalah bunga sakura warna merah muda dan putih. Ada juga yang berwarna pink tua dan putih kekuning-kuningan. Warna itu dapat berubah, saat mulai berkembang berwarna putih, kemudian berubah menjadi kemerah-merahan. Yang pasti, bunga sakura di Jepang tidak berubah menjadi buah ceri. (SENIOR/B.Kusuma)

TAK perlu pergi ke Jepang untuk melihat keindahan bunga sakura. Pasalnya, bunga sakura artifisialnya dapat dilihat di Hotel Nikko Jakarta.

Seperti diketahui di Jepang pada April tahun ini, taman-taman yang ditumbuhi dengan pohon sakura berubah menjadi warna yang serba merah muda bercampur putih. Mekarnya bunga sakura membuat warga Jepang merayakan hari yang spesial ini bersama teman ataupun kenalan di taman sambil makan dan minum di bawah pohon sakura.

Untuk itulah selama dua hari ini, hotel yang berada di kawasan Thamrin juga ingin merayakan hari spesial itu dengan menggelar "Jakarta Sakura Matsuri 2008". Ajang yang sudah digelar untuk ketiga kalinya itu menampilkan keragaman budaya dan kuliner lezat ala Jepang dan Indonesia.

"Acara ini sekaligus untuk memperingati perayaan 50 tahun hubungan antara Indonesia dan Jepang yang didukung oleh
Emmbasy of Japan dan Japan Foudation," tutur Public Relation Hotel Nikko Jakarta kepada okezone, Sabtu (19/4/2008).

Saat ini seluruh area lobi hotel yang biasanya terlihat polos, disulap menjadi sebuah taman yang indah. Di mana terpasang bunga-bunga sakura berwarna merah muda bercampur putih, begitu cantik dan menarik hati.

"Untuk acara ini kami secara khusus memajang 49 pohon sakura untuk dihias seperti taman. Jadi para tamu undangan bisa merasakan seolah-olah berada di sebuah taman yang berhiaskan bunga-bunga sakura," katanya.

Di lobi utama hotel saat ini dibagi menjadi tiga bagian. Pertama
ueno koen, yang diambil dari nama sebuah taman di Jepang yang penuh ditumbuhi pohon sakura. Bagian kedua adalah okachimachi, yang diambil dari nama jalan ternama di Jepang. Biasanya di tempat tersebut dijual permen-permen dan makanan kecil lainnya. Bagian ketiga adalah akihabara, sebuah tempat yang sangat terkenal dengan barang-barang elektroniknya.

Pada hari pertama penyelenggaraan "Jakarta Sakura Matsari 2008" ini, ditampilkan permainan musik angklung yang dimainkan oleh orang Jepang yang telah menetap di Jakarta. Ada juga
nihon buyo(tarian kesenian tradisional Jepang berartistik yang sudah ada dari dahulu dan merupakan salah satu harta yang dimiliki bangsa Jepang), kemudian yukata fashion show, sukeruko daiko(kesenian tradisional Jepang dengan menampilkan permainan drum Jepang yang dimainkan oleh orang Indonesia).

Pertunjukan lain yang tidak kalah menarik adalah
eisa (tarian yang berasal dari Okinawa, Jepang, yang berirama semangat dan diiringi permainan alat drum), mix choir (paduan suara yang dibawakan oleh pria dan wanita dari Jepang dan Indonesia), galaxy(pertunjukan musik jazz yang dimainkan beramai-ramai sambil berkeliling di jalan) Enkapella G (grup penyanyi accapella asal Jepang yang menyanyikan lagu Enka) dan cosplay (sebuah permainan kostum di mana para remaja mengekspresikan diri mereka seperti layaknya tokoh yang diperankan).

"Untuk gelaran Jakata Sakura Matsuri 2008 memang berbeda dengan tahun lalu. Kali ini kami secara khusus mengundang Enkapella G yang memang terkenal di Jepang. Lagu-lagu yang mereka nyanyikan tentu akan mengundang decak kagum buat tamu undangan," tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar